Grobogan
metrorealita online Dalam
rangka memperingati Hari Pangan Sedunia XXXIV dan Hari Nusantara XV tingkat
Provinsi dengan mengambil tema ‘Optimalisasi Bio Industri Pertanian Berbasis
Pangan Lokal Menuju Kedaulatan Pangan Jateng’, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
berkeinginan diversifikasi pangan bisa diolah seperti beras analog yang terdiri
dari ketela dan jagung, mengingat penduduk di Jateng mencapai 32 juta dan
kebutuhan pangan tiap hari selalu meningkat.
READ MORE >>
Ganjar juga menyebutkan potensi laut bisa di eksplor dan dikembangkan dengan
memberikan inovasi kepada warga pesisir sehingga warga sekitar tidak hanya
menangkap ikan saja tapi mampu membudidayakan dan menjadi bahan olahan.Tujuannya,
ketika musim paceklik, nelayan tidak resah dengan hasil tangkapan yang sedikit.
Selain
itu, konsumsi ikan di Jateng sendiri masih sedikit sehingga hal itu sebagai
peralih perhatian ketika tingginya harga daging di pasaran.”Untuk itu, kami
berharap ketika tiap kabupaten mampu mengolah hasil diversifikasi. Maka harapan
kita, produksi bisa mulai terdorong dan industrinisasi di level desa menjadi
tinggi dan menjadikan kekuatan desa akan lebih tumbuh dan berkembang,”
harapnya.Sementara, Bupati Bambang Pudjiono menjelaskan Kabupaten Grobogan
merupakan kabupaten yang memiliki sektor pertanian yang strategis lantaran
mampu memberi kontribusi hingga 43,6% dari total PDRB Kabupaten Grobogan tiap
tahun.
Pendapatan
per kapita masyarakat Grobogan sangat tergantung oleh sektor pertanian dan enam
komoditas yang menjadi tulang punggung yakni produksi tanaman pangan pada tahun
2013 di Kabupaten Grobogan, untuk padi mencapai 649.970 ton, jagung 559.543
ton, kedelai 28.975 ton, kacang hijau 25.829 ton, semangka 8.486 ton dan melon
8.280 ton.Dengan produksi seperti itu, maka Kabupaten Grobogan mampu memberikan
kontribusi terhadap Provinsi Jateng dimana untuk padi 6%, jagung 19%, dan
kedelai 28%. Untuk itu, demi meningkatkan produksi dan mewujudkan kedaulatan
pangan, telah dilakukan upaya percapaian panen melalui olah tanah dan tanam
serentak.
”Untuk
mendukung percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi serta mengurangi
ketergantungan bahan pangan seperti beras. Maka perlu adanya langkah nyata
untuk diversifikasi konsumsi berbasis sumber daya lokal,” ucapnya