Tapi kemana tim berlambang burung hantu itu bergerak dan siapa sasarannya, Anton tidak mau menyebutkan. Yang jelas di dalam dan di luar Jawa.
"Jaringan ini kita gak tahu, jaringan ISIS di Jabar, Jateng, atau terkait kelompok Santoso, Lampung, Jatim, semua disisir. Prioritas cari jaringan pengebom di Sarinah. Baik itu dari pelaku yan sudah tertangkap, intelijen, IT, dan human intelijen," imbuhnya.
Yang jelas, menurut Anton, pelaku lebih dari lima orang. Seperti diketahui lima pelaku telah tewas. Dua tewas ditembak polisi dan tiga tewas karena bom bunuh diri. "Lebih dari lima orang. Kita kejar lainnya," sambungnya.
Seperti diberitakan menurut sumber di Densus 88, pelaku di Sarinah itu diduga tak lain adalah jaringan Abu Muzab alias Arif Hodayatullah (31), yang ditangkap Densus 88/Antiteror di Bekasi 23 Desember kemarin
Penangkapan Abu Muzab adalah rentetan dari penangkapan Zaid dan Yudinon Syahputra alias Kholid di Majenang, Zaenal dan Asep Urip di Tasikmalaya, dan Abu Jundi alias Abdul Karim di Sukoharjo.
Abu Muzab telah menerima dana dan order untuk melakukan aksi teror di Indonesia dari Bahrum Naim, tokoh sentral teroris Indonesia yang kini telah berada di Suriah.
Selain itu Abu Muzab juga menyediakan tempat untuk menginap tiga orang yaitu Ali (warga Uighur) , NR, dan An. Ali disebut sebagai calon pelaku bom bunuh diri dan sudah tertangkap.
Sementar NR dan An masih buron. NR dan An inilah yang diduga membuat bahan peledak dan bom yang diledakan di Sarinah itu.
Penangkapan kelompok Bekasi itu memunculkan nama Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JAKDN).
Isi dari JAKDN macam-macam. Ada Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshoru Tauhid, dan tim Hisbah Solo.